Sungai tak lagi bening bahkan mengering, batu-batunya pun tak lagi menyembul membuat riakan air melukis keindahan, memercikan teriakan panggilan kepada kami untuk menceburkan diri, membasuh keringat, bermain hanyut-hanyutan. Ohh kenangan masa kecilku, dengan tetumbuhan yang rimbun, hijau menyegarkan mata, dengan pematang sawah yang di tumbuhi sayuran tumpang sari, dengan gotong royongnya masyarakatnya yang kuat. Kini, semua itu hanya ada dalam kenangan.
Ya perubahan...perubahan zaman atau perilaku orang yang mengisi zamannya?
Berbagai cara melalui kajian dan pendidikan dan pelatihan di tempuh untuk mengembalikan alam seperti sedia kala. Hasilnya tak sanggup sesuai harapan, padahal pengetahuan manusia saat ini sudah teramat canggih, dunia sains dan pendidikan saat ini sudah sanggup membuka ruang, dunia maya misalnya sanggup mendekatkan jarak komunikasi menjadi mudah dan dekat.
Namun, yang membingungkanku hari ini, dengan berbagai kecanggihan yang ada, moral perilaku yang bernama manusia semakin terasa semakin menurun. Ya, kini dekadensi moral begitu nampak dan terasa, hasil pendidikan yang canggih terkadang digunakan untuk melakukan kejahatan, mengeksploitasi alam mengubah fungsi lahan tak sesuai dengan yang seharusnya. Bukankan Al-Quran mengatakan bahwa kerusakan yang terjadi di muka bumi ini di sebabkan oleh ulah manusia (QS. Al-Baqarah:30). Dalam pola fikir ku yang lemah ini, Allah berpesan kepada kita sebagai Khalifah di bumi ini untuk terus menjaga kelestarian alam, berlaku adil dalam segala hal, termasuk pada diri sendiri, laksanakan Hablum minallah, Hablum minannas,Hablum minal alam.
Sebaik-baiknya untuk kelangsungan hidup dan kehidupan yang lebih itu tak harus mengorbankan bagian lain yang mempunyai hak sama untuk keberadaan nya. Bukankah di situ letak fungsi pendidikan? Merubah yang buruk menjadi baik, membangun yang belum ada menjadi ada, dan yang penting tetap memelihara yang telah menjadi baik serta yang sudah baik di tingkatkan lagi ke arah yang lebih baik hingga pendidikan akan menjadi cermin sikap manusia yang memang berpendidikan, sikap perilaku yang menunjukan adil dan bijaksana dalam berbicara, berbuat, dan bertindak serta moral perilakunya memang moral manusia seutuhnya. Kata kuncinya bawalah agama dan keimanan mu kemanapun ketika kita melangkah dan bertaqwalah kepada Allah dimanapun kita berada.
Universitas Djuanda, Dillah Idohatul Hilal, November 2016http://unida.ac.id
Pake tulisan arab ny atuh teh.. biar greget..
BalasHapusHehehe iya bia..nanti di lengkapi lagi 😊
BalasHapusmenyentuh teh..
BalasHapusMenyentuh kena apa neng?he
Hapussangat menginspirasi :)
BalasHapusMakasih anggi 😊
HapusKeren teh :):D
BalasHapusMakasih😊
HapusWahh bagus bagus teh. saya tunggu postingan tentang permainan tradisional lainnya :)
BalasHapusOke siapppppp..he
HapusOke siapppppp..he
Hapusyeeeey... mksh th dillah, sudh mempraktikan prmainan ini pada kami :)
BalasHapusharus dimainkan dillah
BalasHapusuniversitas djuanda insyaAllah bermanfaat
BalasHapusaamiin
Hapussangat bermanfaat sebagai referensi tambahan
BalasHapusmakasih bu diana
Hapusuniversitas Djuanda harus dimainkan
BalasHapuskan udah di mainin
HapusKeREEN
BalasHapuspostingannya bermanfaat
BalasHapusnice post teh dilah
BalasHapusnice post... semoga bermanfaat
BalasHapus